Bentuk molekul merupakan gambaran secara
teoritis susunan atom-atom dalam molekul berdasarkan susunan ruang pasangan
elektron ikatan dan pasangan elektron bebas atom pusat. Susunan atom-atom
teratur menurut pola-pola tertentu. Pola-pola itu disebut dengan bentuk molekul.
Bentuk molekul dapat ditentukan dengan teori domain elektron dan teori
hibridisasi.
Berdasarkan hal tersebut, pada tahun
1970, R.G. Gillesepie mengajukan teori VSEPR (Valance Shell Elektron Pair Repulsion) yang menyatakan bahwa “pasangan-pasangan elektron akan berusaha saling menjauhi sehingga
tolak-menolak antara pasangan elektron menjadi minimum”
Teori ini juga dikenal sebagai teori jumlah pasangan elektron.
Menurut teori VSEPR, bentuk molekul
dapat diramalkan dari jumlah pasangan elektron valensi atom pusat, dan juga
posisi pasangan elektron tersebut dalam atom pusat. Di atom pusat pasangan
elektron ada pada berbagai posisi, yaitu PEB-PEB, PEB-PEI atau PEI-PEI. Masing-masing PEB memiliki energi
tolakan yang berbeda-beda. Energi tolakan PEB-PEB lebih
besar dibandingkan dengan energi tolakan PEB-PEI.
Energi tolakan PEB-PEI akan lebih besar dibandingkan
dengan energi tolakan PEI-PEI. (PEB-PEB > PEB-PEI > PEI-PEI)
Teori
jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat dapat menjelaskan berbagai bentuk-bentuk molekul sesuai dengan eksperimen. Ada lagi
teori yang dapat menjelaskan bentuk molekul yaitu
berdasarkan bentuk orbital kulit terluarnya. Pada
pembentukan molekul ini terjadi penggabungan beberapa orbital suatu atom membentuk orbital baru yang tingkat energinya sama atau orbital
hibrid. Proses ini dikenal dengan istilah hibridisasi.